Mengapa Conversation in English?
Conversation in English merupakan program khusus yang membekali para siswa dengan ketrampilan dan latihan dalam mengembangkan ketrampilan berbicara (conversational skills). Walaupun terdapat kegiatan Listening, Reading, Writing namun semua ketrampilan tersebut dimaksudkan untuk mendukung Speaking
Conversation in English ini dapat diikuti oleh mahasiswa & umum
Conversation in English di LIA
Program ini dirancang sesuai dengan kebutuhan para siswa, yaitu: Conversation for Business (CVB) dan Conversation for Students (CVS)
- Conversation for Business memiliki enam level sedangkan Conversation for Students dapat diselesaikan dalam empat level.
- Program berlangsung selama 33 jam/level yg terbagi dalam 22 sesi. Tiap sesi berlangsung selama 90 menit
- Setiap peserta harus mengikuti Placement Test untuk ditempatkan pada level sesuai kemampuan masing masing
Fasilitas untuk peserta kursus
- Modul (hard copy) dan akses ke audio pelengkap
- Sertifikat untuk setiap level
Setiap peserta tidak boleh absen lebih dari 6 kali (dari 19 sesi efektif) untuk mengikuti Promotion Test
Mengapa ikut Program Conversation?
- Peserta mendapatkan dukungan lingkungan untuk pembiasaan berbicara dalam bahasa Inggris
- Memperkuat ketrampilan berbicara untuk tujuan yang lebih pendek (memasuki dunia kerja)
TIP PEMBELAJARAN
Selalu aktif
Pogram Conversation in English utamanya bertujuan membangun Conversational Skills. Kemampuan ini mencakup kemampuan bertanya, menjawab, mengembangkan komunikasi (karena komunikasi mesti dua arah), kemampuan tata bahasa, kosa kata, pengucapan. Tentunya hal ini menuntut syarat mutlak : ANDA TIDAK BOLEH DIAM. Jadilah pribadi yang banyak ngomong. Semakin banyak ngomong, semakin banyak latihan yang dilakukan
Jangan malu
Kesampingkan rasa malu karena melakukan kesalahan tata bahasa danpengucapan. Anda dalam tahapan belajar sehingga kesalahan merupakan salah satu tahapan belajar asal diimbangi dengan kemampuan reflektif
Jangan terpaku pada “grammar”
Tata bahasa (Grammar) tidak dipelajari secara ekslusif). Tata bahasa diperkuat melalui kemampauan Grammar Awareness. Kemampuan ini menuntut Anda untuk bersifat reflektif : menyimak dari teman dan guru untuk mengambil pelajaran. Misalnya Anda membandingkan cara Anda memakai : “I am agree”. Ternyata Anda mendengar orang lain memakai :“I agree”. Lalu terjadilah proses reflektif yang berakhir dengan proses pembelajaran : yang betul “I agree” karena tidak boleh memakai “to be” sebelum Verb 1
Latihan secara teratur
Bentuk latihan kebanyakan dalam bentuk dialog dengan struktur: Opening-Body-Closing. Opening dan Closing berupa Functional English yang biasanya bersifat fixed expressions. Ekspresinya baku sehingga bisa dipelajari secara cepat dengan mengulang ulang (membeo). Tidak perlu dilihat struktur bahasanya. Diulang persis seperti contohnya. Misal: pertanyaan “How are you doing?” biasanya selalu dijawab ” I am fine” (walau Anda dalam kondisi sakit perut habis salah makan). Cukup begitu karena yang penting bisa survive dalam komunikasi. Dari beberapa alternatif ekspresi, cukup ambil satu atau dua untuk BISA BERKOMUNIKASI. Selanjutnya sambil menambah perbendaharaan ekspresi lainnya. Pilih salah satu atau dua: “How are you”, “How are you doing?”, “How is life?”, ” How are you today?”, “How has life been?”, dan masih banyak contoh lain yang bisa Anda dapatkan.
Pahami pentingnya kalimat
Bagian body dari dialog menuntut pemahaman tentang tata bahasa. Menakutkan? Itu kalau memahami tata bahasa sebagai tenses. Padahal, komunikasi dengan tenses yang salah pun sering tidak masalah. “Yesterday I go to Jakarta”. Lawan bicara negerti yang dimaksud? Cukup!!! Tinggal lhat lawan bicaranya. Kalau dia teman pasti maklum. Kalau bos asing, ya Anda jangan salah yang SESEDERHANA itu. Jadi intinya bukan tenses tapi pemahaman tentang struktur KALIMAT. Ayo belajar lagi tentang kalimat. Jangan terjebak pada tenses.
Pembiasaan
Belajar bahasa adalah masalah pembiasaan. Sama seperti bila Anda pegang alat musik atau memakai program grafis di komputer. Bagi yang terbiasa, ya dengan enak saja menjalankannya………Seseorang mahir berbahasa Inggris karena dengan mudahnya (otomatisasi) “memanggil” pola kalimat, komponen kalimat dan unsur lainnya untuk mengungkapkan gagasan.
Hasilnya Instan?
- Jangan berharap hasil diperoleh secara INSTAN. Hasil bisa saja bagus, namun kalau prosesnya kurang baik maka hasil tersebut tidak akan bertahan lama. Jangan membandingkan dengan orang lain karena mungkin talenta nya berbeda. Orang lain mampu menjangkau dalam 5 langkah……kalau pun kita mesti menjalani dengan 10 langkah, mengapa tidak?
- Semua proses pembelajaran membutuhkan waktu untuk internalisasi: pemahaman tersimpan di dalam otak dengan pembiasaan sehingga “membatu”. Bukankah materi pelajaran yang kita serap saat SD kadang baru terasa “pemahaman nya” saat SMA atau kuliah?